Text Book
Airlangga : Mahapralaya Medang
Adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya yang mendirikan kerajaan Medang atau kerajaan Mataram Kuno atau disebut pula dengan kerajaan Mataram Hindhu pada sekitar abad ke-8 beribukota di Medang I bhumi Mataram yang sekarang lebih dikenal dengan nama Yogyakarta dan sekitarnya, menjadi salah satu bukti torehan sejarah yang tercatat begitu dalam sebagai salah satu tonggak awal kehidupan kerjaan-kerajaan di nusantara selanjutnya.
Bersama bergulirnya sang waktu, sejarah mencatat terjadinya pergantian tampuk kekuasaan kerajaan-kerajaan di tanah jawa, dari wangsa Sanjaya ke wangsa Sailendra, hingga ke wangsa Isyana yang didirikan oleh Mpu Sindok.
Mpu Sindok adalah raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur (setelah terjadi letusan gunung merapi yang memaksa ibukota kerajaan di pindah ke daerah timur pulai Jawa) yang memerintah sekitar tahun 929-947, bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa.
Setelah meninggalnya Mpu Sindok, berturut-turut terjadi peralihan kekuasaan pada keturunan Wangsa Isyana, dari Sri lokapala, kemudian Makuthawangsawardhana, hingga raja terakhir kerajaan Medang Sri Maharaja Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa yang naik takhta menggantikan ayahandanya Makuthawangsawardhana pada 991. Kerajaan Medang di bawah kepemimpinan Dharmawangsa teguh ini sangat makmur, gemah ripah loh jinawi dan berhasil pula menguasai sebagian Kerajaan Sriwijaya (tahun 992 dan 997). Kejayaan masa kepemimpinan Darmawangsa teguh ini tentulah banyak menyimpan dendam yang berlarut-larut dari mereka yang merasa tertindas, hingga berawallah sebuah cerita kepedihan dan jeritan kematian yang dikenal dengan schutan Mahapralaya atau Kematian Besandalara sejarah negeri ini.
SMEKISA_011212 | 959.801 EDH a | PerSmekisa (Karya Sastra 7 E) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain