Text
KIAIKU : Kumpulan Biografi 29 Masyayik Pondok Pesantren di Jawa Timur
Banyak anggapan jika seseorang dilahirkan di lingkungan ulama, jalan un- tuknya menjadi ulama akan mudah. Dalam beberapa kasus, boleh jadi itu benar. Nyatanya, di dalam kisah yang akan anda baca di dalam buku ini, tidak satu pun ulama yang tidak mengalami kesengsaraan di dalam ke- hidupannya. Ada beberapa yang bahkan kesengsaraannya jauh di luar kekuatan kita sebagai manusia awam.
Seperti kisah KH. Abdul Fattah Nganjuk, yang di umur tujuh tahun harus berjalan kaki belasan kilometer untuk bersekolah. Atau Kiai Sajjad Sume- nep, yang gigih melawan penjajahan Belanda. Beliau wafat diberondong peluru oleh Belanda saat masih bersujud dalam salat malamnya.
Beberapa kiai lainnya memilih jalan yang khariqul adat, aneh, langka, untuk dikatakan sebagai jalan seseorang yang berstatus pewaris Nabi.
Seperti yang dipilih oleh Kiai Sholeh Pasuruan. Dalam mengawali dakwahnya, beliau justru mendatangi rumah-rumah bordil yang ada di sekitar lingkungan pondok. Bahkan ia me- minta pemilik rumah bordil untuk menjadi takmir pondok pesantrennya.
Buku ini bisa berada di tangan pembaca, karena kemauan keras para insan media pondok pesantren se-Jawa Timur. Mereka, yang terwadahi oleh komunitas Media Pondok Jawa Timur, bersikukuh untuk menuliskan sejarah hidup para ulama. Mereka sepenuhnya sadar bahwa amat penting untuk mer- ekam pahit getir para guru mereka dalam memperjuangkan lestarin- ya ajarun Islam.
SMEKISA_040588 | 297.092 TIM k | PerSmekisa | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain