Text Book
Bintaro Spring Tide
Bisa saja orang menyebut kampus itu kejam. Setiap akhir dua semester, mahasiswa dengan nilai di bawah standar akan dikeluarkan. Begitu juga bagi mereka yang menyontek saat ujian, plagiat dalam paper, atau berkelahi. Tanpa banding. Tanpa pledol. Tanpa ampun.
"Semua ini proses yang akan kalian petik buahnya nanti," ujar pimpinan kampus.
Tidak sedikit mahasiswa yang lantas mengidap drop-out phobia.
Mengasingkan diri, bermutasi menjadi makhluk apatis, yang penting berkutat dengan diktat agar aman. Menjadi standar, Tapi, tidak bagi Dey dan kawan-kawannya. Bagi mereka, kuliah akademik tak memberikan cukup bekal untuk mengarungi dunia nyata. Buat apa nilai
dan pada akhirnya, membosankan.
selangit jika tak pengalaman memimpin dan mengorganisasi?
Nasib akademik Dey berada di ujung tanduk menjelang berakhirnya semeste keempat ini, sementara sebuah pergelaran akbar harus diampunya. Belum lagi, perhatiannya mulai luput ke usaha kecil-kecilan yang dijalankannya dalam rangka menyambung hidup.
Sebagai perguruan tinggi kedinasan, keelokan kampus Dey telah memikat puluhan ribu peminat dari seluruh nusantara setiap tahunnya. Dengan status pegawai negeri selepas lulus siapa yang sanggup menolak?
SMEKISA_038647 | 813 AIL b | PerSmekisa (Karya Sastra 7A) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain